Judul :
Aku Ini Binatang Jalang
Penulis :
Chairil Anwar
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Editor : Pamusuk Eneste
Cetakan I : Maret 1986
ISBN : 978-979-22-7277-2
Halaman : xxv + 131
Puisi-puisi yang termuat di buku ini seringkali membuat kita berpikir memutar. Dibalik diksi diksi yang sederhana, meskipun beberapa terasa asing, selalu ada makna tersendiri yang ingin disampaikan penulis. Inilah ciri puisi seorang Chairil, padat, indah, dan penuh teka-teki.
Pada buku ini akan kita jumpai keterangan 'versi', dikarenakan beberapa puisi Chairil Anwar memiliki perbedaan antara yang termuat di satu buku dan buku lainnya. Kedua macam versi yang ada pun sama-sama dimuat pada buku ini.
Bukan hanya berisikan puisi Aku yang melegenda, buku ini lengkap menggambarkan perjalanan puisi seorang Chairil anwar dari yang awalnya menggebu, bebas, dan kurang terarah, menjadi tenang, rapi, dan dewasa. Setelah membaca Tak Sepadan (1943) dan membandingkannya dengan Derai-derai Cemara, akan didapati bahwa dalam buku ini termuat perkembangan kepenulisan Chairil Anwar.
Jika kita membaca kumpulan puisi ini, kita akan menemukan bahwa sang penulis adalah pribadi yang penuh cinta, perjuangan, dan mimpi. Seperti yang dituangkan Sapardi Djoko Damono dalam kata penutup, "beberapa sajaknya yang terbaik menunjukkan bahwa ia telah bergerak begitu cepat ke depan, sehingga bahkan bagi banyak penyair masa kini taraf sajak-sajaknya tersebut bukan merupakan masa lampau tetapi masa depan, yang mungkin hanya bisa dicapai dengan bakat, semangat, dan kecerdasan yang tinggi."
Buku ini tidak bisa kita baca tanpa membuat kita menerka-nerka ada makna apa dibaliknya, sehingga buku ini cocok bagi mereka yang menyukai sastra, bukan untuk mereka yang mencari puisi untuk dikutip dan dijadikan postingan alay media sosial.