Malam ini begitu pekat, dan sebuah bayangan tiba-tiba berkelebat.
Dan itu kau, Sayang.
Lalu, tahukah Kau yang terjadi selanjutnya?
Malam semakin kelam, yang terlihat kemudian hanyalah dendam.
Dendam, dendam dan dendam.
Aku marah, Sayang. AKU MARAH!!!!
Tapi dimanakah Kau?
Bahkan hingga sebait puisi ini tertulis,
tak juga nampak Kau barang seiris.
Dimanakah Kau?!
Aku sendirian, Sayang. aku sendirian.
Di mana sosok manusia yang pernah menjanjikan teman?
Aku sendirian, dan kenapa Kau tak kunjung datang?
Lalu tiba-tiba aku melihat di sana
seberkas senyum yang entah milik siapa
seberkas senyum yang tak pernah lagi kau hidangkan
ah, lagi-lagi ini tentang Kau
Kau bersama bulan yang termakan awan,
Kau bersama udara yang kuhirup dalam-dalam,
Kau,
yang ada di mana-mana tapi tak pernah ada
Kisah ini tidak untuk direvisi kembali,
toh aku cukup percaya diri.
Percaya bahwa kamu tidak peduli.
Yogyakarta, 30 Agustus 2018
22.56
didedikasikan untuk sesosok perpisahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar